BANTUL – Sejak ditetapkan sebagai salah satu Desa Wisata Terbaik Dunia 2024, kini Desa Wisata Wukirsari, banyak dikunjungi wisatawan. Hari Selasa 19 November 2024, tercatat ada 800 siswa dari Jawa Timur dan Jawa Barat yang dijadwalkan berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo, salah satu destinasi di Desa Wisata Wukirsari.
Kampung Batik Giriloyo merupakan destinasi andalan Desa Wisata Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Destinasi lainnya, Kampung Wayang Pucung, Watu Gagak, serta Makam Raja-raja Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta di Pajimatan.
Saat Wiradesa berkunjung ke Gallery Batik Giriloyo, Selasa (19/11/2024) ada rombongan dari SMP Negeri 1 Porong, Sidoarjo, Jatim, sebanyak 200 siswa yang belajar membatik di Kampung Batik Giriloyo. Mereka dibimbing oleh 40 orang perajin batik yang semuanya ibu-ibu. Setiap satu perajin batik membimbing 5 siswa.
Sebelum praktik membatik, rombongan siswa SMP itu mendapat penjelasan tentang batik oleh pengelola Kampung Batik Giriloyo. Paket Eduwisata Batik, diisi dengan pemaparan materi tentang batik, memperkenalkan alat apa saja yang digunakan untuk membatik, dan sejarah batik di Giriloyo.
Salah satu perajin batik yang menjadi instruktur, Umi Anissa, menjelaskan Paket Eduwisata Batik, waktunya sekitar 2 jam, berisi pembekalan materi 30 menit, membatik 60 menit, dan mewarnai 30 menit. “Jika pengunjung terburu-buru, hasil batiknya akan dikirim melalui biro pengiriman barang ke alamat pengunjung,” ujar Umi.
Di Kampung Batik Giriloyo ada 12 kelompok ibu-ibu yang menjadi perajin batik. Mereka berasal dari 3 dusun, yakni Dusun Giriloyo, Cengkehan, dan Karang Kulon. Setiap kelompok terdiri dari 10 sampai 20 perajin batik. Selain membatik di rumah, juga ada yang membatik di juragan batik, dan menjadi fasilitator wisatawan yang ingin belajar membatik.
Perajin batik, Umi Anissa, kemarin membimbing 5 siswa dari SMP Negeri 1 Porong. Semua siswa belum pernah membatik. Dengan kesabaran dan keterampilannya, Bu Umi mampu memotivasi untuk terampil membatik. “Kami sudah menyediakan kain, pola, malam, tempat perapian, dan cantingnya. Adik-adik tinggal menebalkan garisnya dengan malam,” ujar Umi.
Salah satu siswa, Malista, mengaku senang bisa langsung praktik membatik. Apalagi karya batiknya bisa dibawa pulang untuk souvenir. Sayangnya batik yang dikerjakannya belum selesai. “Ini batiknya belum selesai, tapi ibu pendamping mau menyempurnakannya,” kata Malista, siswi SMP Negeri 1 Porong.
Lurah Wukirsari Susilo Hapsoro menyambut baik para siswa yang mau belajar membatik di Giriloyo Wukirsari. Selain membatik, di Wukirsari juga ada tempat untuk belajar membuat wayang, yakni di Kampung Wayang Pucung.
Paket wisata Wukirsari yang ditawarkan, antara lain belajar batik tulis, nyungging wayang, nginap di homestay, belajar membuat bakpia, wisata malam di Watu Gagak, jelajah desa dengan sepeda, dan jelajah desa dengan mobil VW.
“Nginap di homestay, pagi jalan-jalan di embung, lanjut belajar batik atau wayang, siangnya ziarah ke makam raja, dan malamnya kuliner malam Watu Gagak,” papar Susilo Hapsoro, Lurah Wukirsari.
Desa Wisata Wukirsari tidak hanya cocok untuk kunjungan pasa siswa atau mahasiswa saja, tetapi juga bagus untuk liburan keluarga. Satu keluarga bisa nginap, belajar membatik dan menyungging wayang, jalan-jalan, merasakan kuliner khas desa, dan menikmati pemandangan alam perdesaan yang menawan. (Ono)
Artikel 800 Siswa Belajar Membatik di Kampung Batik Giriloyo Desa Wisata Wukirsari pertama kali tampil pada Wiradesa.co.