KULONPROGO-Wedang spiritus, sajian minuman yang baru dirilis di warung di pemancingan Watu Bulus, Sentolo. Terbuat dari campuran jahe bakar digeprek, bunga telang, serai, kayu manis dan sedikit potongan jeruk nipis.
Rasa wedang spiritus berupa kombinasi hangat jahe, asam jeruk nipis, aroma rempah serai dan kayu manis, asam jeruk nipis. Juga manis gula batu. Bahan-bahan dicampur dalam gelas lalu dituang air panas. Uap kemepul aroma khas wedang spiritus pun keluar.
Ketika diseruput pertama kali, rasa hangat jahe dengan aroma rempah sangat kentara. Sampai tegukan terakhir, aneka rasa itu konsisten bahkan semakin kuat di lidah dan tenggorokan. Sebagai racikan minuman yang baru dihadirkan, wedang spiritus langsung disukai para tamu yang berkunjung ke Watu Bulus.
“Dulu pemancing, pesepeda, umumnya pesan teh, kopi. Sekarang banyak yang geser pesan wedang spiritus. Dulu semalam teh panas bisa laku 30 gelas. Sekarang teh paling laku 15 gelas. Pembeli beralih ke wedang spiritus. Meski harga selisih lebih mahal Rp 1000,” ungkap Agus Kurniawan, pengelola wisata Watu Bulus, Rabu 31 Januari 2024.
Wedang spiritus sangat cocok bila disandingkan dengan kudapan macam geblek goreng, pisang goreng atau mendoan. Aneka kudapan gurih itu biasanya jadi menu wajib yang bisa dipesan di Watu Bulus. Bahkan selain pemancing dan pesepeda, para tamu dinas yang berkunjung banyak yang langsung pesan wedang spiritus dan aneka kudapan itu.
Menurut Agus, diantara khasiat wedang spiritus yang umum yaitu bisa untuk meredakan asam urat, mengendorkan otot yang kencang dan kaku juga perut yang sering kram.
“Bahkan tamu dari wisata Praon Cawan di seberang kali kalau Minggu kerap menyeberang pakai perahu pesan wedang spiritus di sini,” ujarnya.
Wedang spiritus bila disajikan dengan cara tanpa disaring alias bahan-bahan dicampur jadi satu mirip wedang uwuh. Keuntungannya, bila wedang diteguk habis masih bisa ditambah air jarang panas untuk jog. Tinggal ditambah gula batu. “Untuk jog tinggal kasih gula batu sama jarang air panas. Rasanya masih nyamleng,” tambah Agus.
Wisata Watu Bulus, lanjutnya, kini dikembangkan sebagai wahana edukasi anak. Dalam waktu dekat digelar kegiatan mewarnai boneka bagi anak. Tengah disiapkan pula kegiatan wisata jemparingan.
Agus Kurniawan, pengelola pemancingan dan wisata desa Watu Bulus, Kalurahan Sentolo. (Foto: Wiradesa).
Tahun ini Watu Bulus bakal mendapat tambahan bantuan kolam ikan bulat sebanyak delapan unit ditambah bantuan bibit dan pakan dari Dinas Perikanan Kulonprogo. Dalam satu kawasan kelompok budidaya ikan (Pokdakan) idealnya menurut Agus terdapat 40 kolam ikan sehingga dapat diproyeksikan panen ikan rutin tiap tiga bulan sekali dengan hasil untung bersih per kolam Rp 300-350 ribu.
“Di sini keunggulannya sistem perikanan hemat listrik. Karena air memanfaatkan sumber air dari mata air di bagian atas dan pembuangan berada di bagian bawah. Tak butuh listrik untuk mengambil air. Jadi biaya operasional bisa lebih ditekan,” terangnya.
Saat ini terdapat 15 kolam bulat berisi lele, gurami, nila dan bawal. Tersedia beberapa kolam tanah serta kolam pemancingan. Ikan lele panen rutin tiap tiga bulan sekali dan gurami serta bawal panen setahun sekali. Sedangkan nila panen empat bulanan.
“Yang terlibat di Pokdakan termasuk ibu-ibu. Selain membantu merawat ikan, ibu-ibu siap sedia bila sewaktu waktu diminta memasak dan mengolah ikan. Menjadi aneka kuliner, olahan abon ikan, nuget dan bakso ikan,” tandas Agus
Agus pun menjelaskan, ke depan lokasi Watu Bulus akan dikembangkan lebih serius termasuk untuk kawasan pasar ikan, pembibitan dan pembesaran ikan mengingat sumber air dan tata ruangnya masih memungkinkan untuk dimaksimalkan pemanfaatannya. (Sukron)