KULONPROGO-Merawat tanaman lidah buaya, cukup mudah. Agar tumbuh subur, tanaman lidah buaya bahkan tak memerlukan pemupukan khusus. Apabila mau dipupuk pun cukup dengan pupuk kandang. Jarak pemupukan tiga bulan sekali.
Praktisi lidah buaya Wiwit Suroto menuturkan, tanaman lidah buaya dapat dibudidayakan memanfaatkan lahan persawahan. Tetapi tetap tumbuh subur bila ditanam di pekarangan dan halaman rumah. Asalkan cukup terkena cahaya matahari.
Di rumahnya di Ngramang, Kalurahan Kedungsari Pengasih Kulonprogo, Wiwit menanam ratusan lidah buaya varietas sinensis asal Pontianak. “Di lahan persawahan umumnya lebih bagus untuk menanam lidah buaya. Tapi kalau mau menanam di pekarangan sekitar rumah pun bisa. Asalkan cukup sinar matahari. Pertumbuhan tanaman lidah buaya cukup baik,” terangnya kepada wiradesa.co Kamis 4 April 2024.
Di pekarangan rumah, Wiwit menanam tak kurang 500 tanaman lidah buaya. Jarak tanam sekitar setengah meter. Dengan tanaman lidah buaya, Wiwit mengaku sudah jatuh cinta. Bahkan ia punya mimpi besar ingin mengelola kebun lidah buaya dengan konsep wisata edukasi lidah buaya. Menurutnya, potensi lidah buaya belum banyak dilirik para petani. Tetapi ia terus bertekad mengembangkan budidaya lidah buaya. Tak berhenti pada menanam, Wiwit yang juga didapuk sebagai ketua Asosiasi Lidah Buaya Kulonprogo telah melakukan pengolahan pascapanen lidah buaya. Produk unggulan berupa minuman nata de aloe.
“Nata de aloe termasuk unggulan. Minuman segar dengan daging lidah buaya di dalamnya. Nata de aloe kerap dipesan instansi kantor, sekolah, titip jual di warung-warung. Produksi sebulan sekitar 600 botol nata de aloe dengan kemasan botol 330 ml,” imbuhnya.
Proses pembuatan nata de aloe
Nata de aloe, minuman segar daging lidah buaya. Cara membuat nata de aloe, petik pelepah lidah buaya. Berdirikan pelepah lidah buaya semalam dengan tangkai berada di bawah. Tujuannya agar getah kekuningan yang berasa pahit keluar. Potong lidah buaya menjadi tiga bagian. Buang ujung runcing pada bagian tepi. Buka kulit. Keruk daging lidah buaya pakai sendok. Lalu potong dadu sesuai kebutuhan. Agar lendir hilang, tambahkan sedikit garam lalu siram pakai air mengalir. Rendam potongan lidah buaya yang pakai air bersih selama delapan jam.
“Setelah direndam delapan jam tinggal mematangkan air, tambah gula, perasa leci. Di panci lain panaskan di dalam air potongan lidah buaya yang telah bersih. Selanjutnya campurkan keduanya pada botol. Dan nata de aloe siap dikonsumsi. Daya tahan di luar kulkas sekitar satu bulan. Penyimpanan di kulkas membuat nata de aloe tahan lebih lama,” imbuhnya.
Produk olahan lidah buaya: keripik lidah buaya dan nata de aloe. (Foto: Wiradesa).
Olahan lain berupa keripik lidah buaya. Cara membuat sangat sederhana. Siapkan bahan tepung terigu, tepung kanji, telur dan berbagai bumbu. Campur semua bahan. Bikin adonan. Sebagai pengganti air, gunakan potongan lidah buaya bersih yang telah diblender. Adonan dicetak lalu digoreng dua kali. Harga nata de aloe botol kemasan 330 ml Rp 6000 sedangkan harga keripik lidah buaya kemasan 250 gram Rp 33.500.
“Pemasaran keripik lidah buaya masuk ke pusat oleh-oleh,” terang Wiwit yang punya merek Tesalovera untuk olahan lidah buaya.
Menurut Wiwit, sebagian hidupnya memang dicurahkan untuk mengembangkan usaha dan bertani lidah buaya. Ia berusaha total menekuni lidah buaya. Karena totalitasnya dalam bertani hingga bikin produk serta memasarkan olahan lidah buaya agar menghasilkan cuan lumayan, Wiwit kerap diundang menerangkan ilmu lidah buaya dalam berbagai forum. “Lidah buaya, mudah ditanam, mudah diolah, penjualan produk olahan juga tak terlalu sulit. Mungkin yang dibutuhkan hanya keuletan dalam mengolah dan membuka pasar produk lidah buaya,” ujarnya. (Sukron)