KULONPROGO – Lurah Banjararum Warudi mengajak warganya memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk ditanami sayur mayur dan buah-buahan serta budidaya ikan dan ternak. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta pendapatan ekonomi keluarga.
“Jika warga memanfaatkan pekarangannya untuk menanam berbagai sayuran dan buah-buahan, serta memelihara hewan ternak, maka akan bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizi warga Banjararum,” ujar Warudi, Lurah Banjararum, saat berbincang dengan wartawan Wiradesa.co di Kantor Kalurahan Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, Kamis 15 Agustus 2024.
Apa yang dikemukakan Lurah Banjararum ini sesuai dengan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program P2L yang dilaksanakan Badan Pangan Nasional mulai tahun 2020 itu merupakan program lanjutan dari Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang berlangsung mulai tahun 2010 sampai 2019.
KRPL merupakan program pengembangan model rumah pangan yang dibangun dalam kawasan (dusun, desa, kecamatan) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui penyediaan aneka sayur dan buah serta sumber protein.
Caranya, dengan memanfaatkan lahan pekarangan, lahan tidur, dan lahan kosong tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Kelompok masyarakat secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan.
Bagi warga Banjararum yang tersebar di 26 padukuhan, pekarangannya bisa ditanami berbagai jenis sayur yang dikonsumsi anggota keluarga, seperti lombok, bayam, kangkung, brambang, dan lainnya. Selain itu juga bisa ditanami buah-buahan, seperti pepaya, jeruk, kelengkeng, rambutan, dan buah yang biasa dikonsumsi keluarga.
Untuk memenuhi kebutuhan protein dan gizi, warga Banjararum diharapkan memelihara ayam, kambing, ikan, dan menanam tanaman pangan, seperti singkong, ketela, dan aneka umbi-umbian. “Hasil tanaman dan hewan ternak, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, juga bisa dijual ke pasar,” tegas Warudi.
Kalurahan Banjararum yang dimotori ibu-ibu penggerak Posyandu menyelenggarakan Pasar Tani secara rutin sebulan sekali, biasanya setiap tanggal 25. Hasil tanaman pangan dan pemeliharaan hewan ternak dari pemanfaatan lahan pekarangan, bisa dijual di Pasar Tani,” pinta Warudi.
Wilayah Kalurahan Banjararum yang terdiri dari 26 padukuhan, selama ini dikenal sebagai daerah penghasil durian, rambutan, cengkeh, dan kakao. Karena potensi sektor pertaniannya, pada tahun 2002 ditetapkan sebagai lokasi pengembangan kawasan agropolitan.
Pasar Tani jika terus diselenggarakan secara rutin dan dikembangkan bisa menjadi tempat jual beli hasil pertanian dan hasil pemanfaatan lahan pekarangan warga Banjararum. Pasar ini juga bisa untuk memasarkan hasil produksi dari ratusan UMKM yang ada di wilayah Banjararum.
Menurut Lurah Banjararum Warudi, di Banjararum ada 500 lebih UMKM yang menghasilkan berbagai produk. Ada produk makanan, minuman, dan produk lainnya. Untuk produk makanan ada Wingko Ubi Ungu, Peyek Krispi, Tempe Benguk, dan lainnya. (Ono)
Artikel Lurah Banjararum Warudi: Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan dan Gizi Keluarga pertama kali tampil pada Wiradesa.co.