Petani pepaya ini pekerja keras dan tidak patah semangat, meski berbagai persoalan menghadangnya. Baginya, setiap masalah pasti ada hikmahnya.
Pada musim hujan lalu, 2.700 pohon pepayanya mati, karena terendam air selama dua hari. Namun, Ponijan, warga Rejosari RT 02, Srimartani, Piyungan, Bantul, ini tidak kapok menanam pepaya.
“Mboten kapok Pak, banyak tantangan,” tegas Ponijan kepada Wiradesa.co, Jumat 4 Oktober 2024. Ribuan pohon papaya yang mati itu ada di wilayah Dusun Krasaan, Jogotirto, Berbah, Sleman.
Kebun pepaya yang dikelola Panijan tidak hanya di Jogotirto, Berbah, Sleman, saja, tetapi juga di Sumberharjo, Prambanan, Sleman, dan di Srimartani, Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta di Blora Jawa Tengah.
Di Jogotirto Berbah yang lokasinya kena banjir, sekarang ditanami pohon pisang Cavendish. Sedangkan lahan di Srimartani Piyungan ditanami pepaya dan kini sudah petik 13 kali. Setiap petik memperoleh hasil 6 sampai 7 kuintal.
Kemudian lahan di Sumberharjo Prambanan baru dua bulan ini ditanami pohon pepaya Kalifornia. Sedangkan di Blora baru ditanami pohon pepaya dua bulan lalu. “Lahan di Blora ada 4.000 meter persegi,” ujar Ponijan.
Untuk merawat tanaman pepayanya, kini Ponijan bolak balik Blora, Sleman, dan Bantul. Agar ada pendapatan ganda, lahan yang dikelolanya tidak hanya ditanami pepaya, tetapi juga jahe, cabai, dan pisang. (*)
Artikel Ponijan Tidak Kapok Budidaya Pepaya pertama kali tampil pada Wiradesa.co.