PURWOKERTO-Pesantren Ath Thohiriyyah 2 di Karangklesem Purwokerto Selatan makin berkembang kegiatannya. Pondok Pesantren yang lahir 17 April 2023 M / 27 Ramadhan 1444 H., ini tidak hanya fokus pada ngaji bagi para santri yang bermukim tetapi juga terintegrasi dengan masyarakat sekitar dalam beberapa kegiatan.
Pengasuh Pesantren Ath Thohiriyyah 2 Gus M Sadullah menyebut kegiatan bersama masyarakat sekitar pesantren sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat. Di antaranya melalui aktivitas majelis mujahadah. Setahun lalu atau masa awal pesantren didirikan diikuti 10 warga kini bertambah banyak mencapai sekitar 80 jamaah dari lingkungan sekitar pesantren.
“Mujahadahan tiap malam Kamis. Kami berusaha menjadikan pondok pesantren sebagai lembaga yang ramah dengan masyarakat atau perumahan,” kata Gus Sakdun, sapaan akrabnya, Selasa 20 Agustus 2024.
Jamaah mujahadah berangkat dari pengajian ke pengajian yang diisi oleh Gus Sakdun. Dari masjid ke masjid dari musala ke musala maupun perumahan di sekitar pesantren secara bergantian. Majelis taklim dan majelis mujahadah Sabilul Ghofilin diisi materi pengajian sejumlah kitab. “Kini tengah membahas Kitab Nasoihul ‘Ibad’,” sambungnya.
Jumlah santri di Ath Thohiriyyah 2 ada sembilan santri. Mereka datang dari Purbalingga, Tegal, Kebumen, Magelang dan Banyumas. Dua santri kuliah di Fakultas Kedokteran Unsoed, enam orang mahasiswa UNU Purwokerto dan satu lagi seorang dosen muda.
Dengan keberadaan kampus di sekitar pesantren, diantaranya UNU Purwokerto, UHB, dan STT Telkom, dan lain-lain. Gus Sakdun berharap makin banyak santri dari kalangan mahasiswa yang mondok di pesantren yang diasuhnya. “Harapannya Pesantren Ath Thohiriyyah 2 dapat menjadi alternatif bagi mereka yang minat kuliah sambil nyantri di pesantren,” jelasnya.
Gus Sakdun menyampaikan sejumlah kegiatan yang pernah dilaksanakan pesantren dalam setahun ini. Diantaranya, Al Falah Bersholawat bersama Habib Abdul Qadir Maulachailah dari Sokaraja. Sholawatan dihadiri sekitar 2500 jamaah. Pada bulan Ramadan 1445 H lalu pesantren juga mengadakan ngaji baik ofline maupun online, selama puasa sebulan penuh membahas Kitab Qurotul Uyun. Uniknya pengajian disampaikan menggunakan media wayang. Pada malam 27 Ramadan diadakan pula istighotsah dan pengajian oleh Abuya KH Muhammad Thoha Alawy Alhafidz sekaligus salat malam dan qiyamulail. Belum lama ini juga diselenggarakan bakti sosial Grebek Suran berupa pengobatan gratis tibbun nabawy dan ruqyah aswaja, bekerja sama dengan Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Kesatria Banyumas. Pengobatan berupa ruqyah dan bekam, pijat, dan ruqyah massal.
Sembilan santri di Ath Thohiriyyah 2, empat santri putri dan lima santri putra mempunyai jadwal ngaji rutin tiap habis Subuh, sore hari pukul 17.00 sampai Magrib, dan sehabis Isya. Selain tahfidz (hafalan Alquran) mereka juga ngaji beragam kitab. Saban sore diselenggarakan pula ngaji bagi anak-anak Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang diasuh Ning Rifqah SHI bertempat di Masjid Al Falah, masjid dekat pesantren. Sedangkan tiap Ahad pagi diadakan semakan Alquran.
Selain itu, setiap Ahad pagi, pukul 07.00 para santri pergi ke Pesantren At-Thohiriiyyah Pusat untuk mengaji kepada Abuya KH Muhammad Thoha Alawy Al Hafidz.
“Pada Ramadan lalu Ath Thohiriyyah 2 menjadi tujuan santri mengikuti pesantren kilat. Berasal dari siswa SMK Swagaya 2 Purwokerto. Sebanyak 13 siswa. Ikut pesantren kilat tiga hari tiga malam,” terang Gus Sakdun sambil menambahkan Pesantren Ath Thohiriyyah 2 telah terdaftar di Nomor Statistik Pesantren (NSP) di Kantor Kemenag Banyumas.
“Itulah progres atau kemajuan pondok dalam setahun ini,” tutup Gus Sakdun yang punya cara unik dalam menyampaikan pengajian yakni memadukannya dengan unsur seni. Sembari mengaji menerangkan materi kitab ia menyapa audiens menggunakan karakter wayang bernama Kang Gendon. Sembari menerangkan tangannya memainkan wayang dan berdialog dengan audiens diiringi backsound irama gamelan. (Sukron)
Artikel Ath Thohiriyyah 2 Alternatif Bagi Mahasiswa yang Kuliah Sambil Nyantri pertama kali tampil pada Wiradesa.co.