MAGELANG – Sabtu (1/2/2025) pagi, langit yang sedikit mendung, dengan udara khas Magelang yang masih bersih dan sejuk, para peserta Temu Pegiat TBM 2025 berangkat dari TBM Ibnu Hajar menuju ke Candi Borobudur. Perjalanan menuju ke Borobudur ditempuh kurang lebih 40 menit.
Borobudur berdiri megah, seakan melambangkan kejayaan masa lalu, relief-relief bercerita penuh semangat seperti para peserta yang mengikuti kegiatan telusur Borobudur. Mbak Atik, pengelola Baca di Borobudur sebagai salah satu pemandu merefleksikan Borobudur lintas zaman.
Perjalanan tidak hanya terhenti di pelataran Candi Borobudur, para peserta diajak untuk mengekplorasi museum-museum yang ada di kawasan Borobudur, mengenal lebih dekat realitas masyarakat di sekitar Borobudur. 200 peserta yang datang dari daerah di Indonesia begitu bersemangat, tidak lelah meski telah berjalan cukup jauh setelah mengelilingi Candi Borobudur.
Acara Temu Pegiat TBM 2025, sangat padat, setelah kembali dari Candi Borobudur, acara dilanjutkan dengan sesi berbagi praktik baik penyeranggaraan di TBM dengan narasumber Heni Wardatur Rohmah, Sekjen Pengurus Pusat Forum TBM. Pada sesi ini, peserta yang berasal dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM) diajak untuk mencari kelemahan dan sosusi keberadaan TBM di tengah-tengah masyarakat. Setelah itu, dipresentasikan kemudian berdiskusi.
Lanjut pada sesi praktik baik dan pengelolaan program di TBM dengan menghadirkan beberapa narasumber Muri Iryanti, Projek Manager Perpustakaan Ramah Anak Kabupaten Kuburaya, Diya Restu P, Dalem Pasinaon, Wonogiri, Rian Haryanto Komunitas Literasi Senja, Cirebon dengan moderator Nana Yulianan.
Waktu semakin menenggelamkan matahari, namun peserta masih tetap bersemangat untuk mengikuti sesi berikutnya, yaitu berbagi cerita pengelolaan Forum TBM Wilayah, dengan narasumber Aam Siti Aminah, Pengurus Wilayah Provinsi Jawa Barat, Yudi Hartanto, Pengurus Wilayah Daerah Khusus Jakarta, dan Indra Suryanto, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ketiga narasumber Cerita Pengelolaan Forum TBM Wilayah, menjadi menarik karena para peserta yang berasal dari banyak provinsi ini dapat melakukan studi tiru, mulai dari pengelolaan organisasi, mendekati dan mengajak TBM terus bergerak, hingga mencari sponsor untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Forum TBM di wilayah. Di Jawa Barat, setiap tahun ada Kemah Literasi, di Daerah Khusus Jakarta selalu ada kegiatan dan kolaborasi dengan pihak luar negeri, salah satunya tahun 2024 dengan Qatar National Library, dan di Daerah Istimewa Yogyakarta ada Festival TBM Jogja #1.
Semakin malam, semakin bersemangat, peserta diajak menyusuri napak tilas perjalanan TBM Ibnu Hajar yang pernah diluluhrantakan oleh erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin hingga menjadi Living Museum Kebon Pasinaon dan Desa Sirahan pada tahun 2024.
Pentas Seni dan Ruang Aktualisasi TBM
Pentas seni ini salah satu acara yang paling ditunggu, pasalnya para pegiat TBM dari setiap daerah mempertontonkan kesenian mulai dari membaca puisi, bernyanyi, sulap literasi, hingga yang paling ditunggu adalah Tari Topeng Ireng dari masyarakat Desa Sirahan.
Pentas seni berlangsung sangat meriah, hingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul 24.00 dan pembawa acara yang akrab dipanggil Tirta dari Forum TBM Jawa Tengah mengakhiri sesi hari kedua Temu Pegiat TBM 2025 dengan ucapan “Selamat beristirahat, sampai jumpa besok pagi”. (Moh Syaiful Bahri)
Artikel Hari yang Istimewa: dari Telusur Candi Borobudur hingga Pentas Seni pertama kali tampil pada Wiradesa.co.