Dahsyatnya sedekah dirasakan penjual ikan segar di Jalan Pleret Potorono, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan berbagi pendapatan usaha, keluarganya terselamatkan dari kematian kecelakaan, kesembuhan penyakit, kelancaran rejeki, dan kebersihan jiwanya.
Sebelum rajin bersedekah, Willi Teguh Raharjo (Willy) pengusaha Willy Raja Pathil mengalami ujian hidup yang dirasa sangat berat. Berbagai musibah dialaminya, mulai dari anaknya yang terserang leukimia, kecelakaan sampai koma satu bulan, sampai dirinya sendiri terkena stroke.
Willy, warga Gunungkelir, Pleret, Bantul ini mengungkapkan, anak pertama Ira Taksi Eka Marliana, saat usia 6 tahun terserang leukimia. Opname di RSUP Sardjito. Tiap minggu harus beli obat satu botol Rp 1,5 juta. Rambutnya rontok, pipinya luka, dan nyawanya tidak tertolong.
Anak kedua Maliyano Danil Wiliam (Danil) mengalami kecelakaan sampai koma satu bulan. Saat anak kecelakaan, istrinya Warsilah kerja di Malaysia, baru dapat 7 bulan pulang. “Kami harus membayar denda, karena kontraknya dua tahun,” ujar Willy.
Anak ketiga Kaniya Willyana Prajuwita, lahir prematur dan harus dirawat di RSU Rajawali Citra (RC) Potorono Bantul, sampai berminggu-minggu. Karena rumah sakit yang ada di Jalan Pleret itu peralatannya tidak memadahi maka dirujuk ke RS Panti Rapih.
Menghadapi berbagai cobaan hidup, Willy sempat goyah hidupnya dan dia terserang stroke. Kakinya sakit untuk berjalan. Tetapi dia tetap bertahan dan berusaha untuk menghidupi keluarga. Saat terserang gejala stroke, ayah tiga orang anak ini sudah berjualan ikan segar.
Ketika badai ujian hidup terus menimpanya, Willy tergerak pikiran, hati, dan tindakannya untuk bersedekah. Dia dengan ikhlas, membagikan sebagian ikannya ke sejumlah panti asuhan anak yatim. “Setiap Jumat, kami memberikan ikan, senilai 500 ribu ke panti asuhan anak yatim,” ungkap Willy.
Selain membagikan ikan ke panti asuhan anak yatim, warga Gunungkelir ini juga berusaha membagikan paket sembako kepada warga di sekitar rumahnya. Willy mengaku bukan orang kaya materi, tetapi bisa bersedekah itu dirasa sangat membahagiakan.

Dengan rutin bersedekah, Willy merasakan usahanya lancar, dirinya dan keluarganya hidup sehat, serta kehidupannya dipenuhi keberkahan. Omzet penjualan ikan segar terus meningkat. Kini setiap pagi, dagangan ikan lelenya terjual sekitar 100 kilogram, ikan nila 15 kg, dan ikan patin 10 kg. Selain itu, dia juga menjual ikan belut dan kutuk.
Apa yang dialami Willi Teguh Raharjo menegaskan bahwa sedekah menjaminkan selamat dari kematian kecelakaan, sedekah menjaminkan selamat dari kesembuhan penyakit, sedekah mengabulkan hajat, dan sedekah menjamin kesucian jiwa. Hebatnya sedekah menolak bala. Ini janji Allah Subhanahu Wa Taala. (Ono)
Artikel Kisah Willy Raja Pathil pertama kali tampil pada Wiradesa.co.