CILACAP-Minyak klentik, minyak yang terbuat dari santan kelapa. Kelapa untuk membuat minyak klentik dipilih kelapa tua, kulit sudah berwarna kecoklatan dan bila digoyang, isi air kelapa akan koclak.
Pembuat minyak klentik Burhanudin mengatakan, pemilihan kelapa tua sebagai bahan baku minyak klentik karena kelapa tua menghasilkan banyak santan sehingga minyak yang didapat juga lebih banyak.
“Minyak klentik itu bisa dipakai untuk minyak goreng. Tetapi sekarang minyak klentik banyak dipesan untuk keperluan minyak urut. Dicampur dan dikemas bersama minyak kayu putih,” terang Burhanudin yang tinggal di Desa Pesahangan Cimanggu, Cilacap.
Kepada wiradesa.co, Burhanudin menjelaskan, sebagai minyak urut atau pijat, minyak klentik terbilang bagus dan bisa menghaluskan kulit. Harga minyak klentik di pasaran terbilang mahal, perliter Burhan–sapaan akrabnya, biasa menjual Rp 50 ribu. Ia mengaku sudah lama mengolah minyak klentik di rumah dibantu istri Wiwit Sugiyarti.
Pada Selasa 2 April 2024, Burhan dan Wiwit mengolah 4 kilogram kelapa ditambah 10 liter air. Empat kilogram kelapa bisa didapat dari mengupas kelapa sebanyak 10 butir.
“Kebetulan di rumah punya dua pohon kelapa. Di sini harga jual kelapa termasuk murah. Diambil tengkulak mereka petik sendiri harganya perbutir Rp 1500. Lebih untung bila diolah menjadi minyak klentik,” imbuhnya.
Mengulik potensi untung produksi minyak klentik, hitungan gampangnya, pembuatan minyak klentik dari 20 butir kelapa dapat menghasilkan minyak klentik 2 liter lebih. Biaya produksi bahan baku, kayu bakar keseluruhan Rp 60 ribu. Ketika dijual dua liter lebih minyak klentik laku Rp 125 ribu. Dikurangi biaya produksi masih ada sisa untung Rp 65 ribu. Bila 20 butir kelapa dijual tanpa diolah hanya menghasilkan duit Rp 30 ribu. “Daripada menjual kelapa butiran, masih untung dijual dalam wujud olahan minyak klentik,” tandasnya.
Cara Mengolah Minyak Klentik
Pengolahan minyak klentik dari 20 butir kelapa memakan waktu 2-3 jam bila nyala api stabil. Setelah kelapa dikupas dicukil dari batok, langsung diparut dan tambahkan air, peras dua kali perasan. Santan dituangkan ke wajan dan dipanaskan dengan nyala api yang stabil. Setelah kadar air menguap akibat proses pemanasan, sisanya tinggal minyak klentik dan endapan ampas yang disebut galendo.
“Tuang dan pisahkan antara minyak klentik dan galendo. Galendo diperas lagi agar kandungan minyak benar-benar habis. Lalu, minyak klentik dikemas botol satu literan atau seperempat literan. Sedangkan galendo diolah menjadi makanan macam oncom atau dage,” lanjutnya.
Mengolah Galendo
Galendo setelah kisat diperas, dicetak. Untuk membuat dage, rendam galendo dua hari dua malam lalu peras sampai kering. Tambahkan aneka bumbu lalu dikukus. “Dage enak buat camilan. Dijual pun laku. Bila di dapur lagi bikin minyak klentik, selalu ada yang pesan galendo atau dagenya,” kata Burhan.
Meski hanya punya dua pohon kelapa, Burhan dan istri terbilang rutin mengolah minyak klentik. Sekali petik kelapa tua satu manggar didapat 10 butir kelapa. Tiga minggu kemudian kelapa tua bisa dipetik lagi. Bila stok kelapa tua di pohon habis dan masih ada pesanan, bahan baku kelapa dibeli dari tetangga satu desa. Kualitas kelapa yang bagus, tua, besar daging kelapa tebal, 5-6 butir kelapa menghasilkan 600 ml minyak klentik.
Burhan yang juga ketua Gapoktan Karya Tani Desa Pesahangan menambahkan, produksi minyak klentik selain menyisakan galendo juga menyisakan ampas sisa perasan. Agar tak terbuang sia-sia ampas dijadikan bungkil pakan bebek. Ditambah tepung jagung, konsentrat, dan dedak. Kombinasi tersebut menjadi pakan berkualitas bagi ternak bebek.
“Tidak ada yang sia-sia. Semua manfaat termasuk ampasnya jadi bahan tambahan pakan bebek,” pungkasnya. (Sukron)
Artikel Mengulik Potensi Untung Produksi Minyak Klentik pertama kali tampil pada Wiradesa.co.