PASAR Triwindu merupakan pusat penjualan barang antik di Kota Solo. Berbagai jenis barang, mulai dari peralatan rumah tangga, asesoris, mainan, dan barang-barang yang terkait dengan kehidupan masa lalu, kuno, antik, terjual di sini.
Bagi penyuka barang kuno yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya atau yang baru liburan di Kota Yogyakarta, jika ingin mendapatkan barang antik, dipersilahkan berkunjung ke Pasar Triwindu Solo.
Agar nyaman, santai, dan tepat waktu, sebaiknya pelancong dari Yogyakarta ke Solo naik Kereta Rel Listrik (KRL) atau CommuterLine. Ada 12 kali pemberangkatan dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Palur Solo.
Jam pemberangkatan CommuterLine dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Palur Solo, mulai dari 05.30, 06.50, 07.40, 08.50, 10.25, 11.57, 13.05, 15.20, 16.30, 17.45, 20.16, dan 22.35. “Sebaiknya naik dari Stasiun Tugu, agar mendapatkan tempat duduk,” ujar Rahmawati, pemandu wisata di Yogyakarta, Rabu 11 Desember 2024.
Untuk menuju Pasar Triwindu, penumpang KRL dari Yogyakarta disarankan turun di Stasiun Balapan. Jangan turun di Stasiun Palur, nanti kejauhan. Di Kota Solo ada empat stasiun pemberhentian KRL, yakni Stasiun Purwosari, Balapan, Jebres, dan Palur.
Setelah turun di Stasiun Balapan, jika ingin ke Pasar Triwindu, sebaiknya naik becak saja. Pelancong bisa santai menikmati denyut nadi Kota Solo. Agar perut tidak keroncongan saat belanja barang antik, mampir dulu untuk menikmati Tahu Kupat Solo di Jalan Gajah Mada.
Tahu Kupat merupakan kuliner khas Kota Solo. Makanan ini enak, murah, dan disajikan dalam kondisi panas. Karena tahunya baru digoreng. Bahan rajikannya, selain tahu dan kupat, menu khas Solo ini juga diberi irisan bakwan, bakmi, kecambah, kacang goreng, dan kecap.
Harga satu piring Tahu Kupat Solo Rp 10.000, jika tambah telur dadar jadi Rp 13.000. Harga minumannya, untuk es teh/teh panas Rp 3.000 dan es jeruk/jeruk panas Rp 4.000. Hanya dengan Rp 20.000, pelancong sudah bisa merasakan nikmatnya Tahu Kupat plus telur plus krupuk dan segelas es teh.
Saat menikmati Tahu Kupat Solo, jangan lupa Abang Becak diajak makan. Sambil makan bareng, wisatawan atau pemburu barang antik, bisa berdialog, berbincang, dan belajar tentang hidup kepada Tukang Becak. Umumnya penarik becak yang mangkal di Stasiun Balapan berasal dari Sragen, Wonogiri, dan Boyolali. Mereka tidur di emper stasiun dan pulang ke rumah tiga hari sekali. Kenyang dengan pengalaman hidup.
Setelah perut kenyang, perjalanan ke Pasar Triwindu dilanjut lagi. Rutenya dari Balapan, melewati Jalan Gajah Mada, perempatan Monumen Pers ke selatan, perempatan ke kiri menyusuri Jalan Slamet Riyadi, sampai perempatan Pasar Pon belok ke kiri sudah sampai Pasar Triwindu.
Pasar Triwindu berada di selatan Puro Mangkunegaran. Pasar yang menjadi pusat penjualan barang antik ini ditetapkan oleh Walikota Surakarta Ir. H. Joko Widodo pada 17 Juni 2011. Jadi saat meresmikan pasar ini, Jokowi (Presiden ke-7 Republik Indonesia) menjabat sebagai Walikota Surakarta.
Barang-barang antik yang dijual di Pasar Triwindu, antara lain lampu gombyong, jam kuno, kaca pengilon, kentongan, keris, dakon, berbagai jenis wayang, uang kuno, dan aneka barang kuno yang menarik untuk dikoleksi. Harganya tidak ada patokan, tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Setelah belanja barang antik yang diinginkan, kembali lagi ke Stasiun Balapan untuk balik lagi ke Yogyakarta dengan CommuterLine. Jam pemberangkatan dari Balapan Solo ke Tugu Yogyakarta, antara lain pukul 13.56, 15.08, 16.24, 17.20, dan 18.25. Naik KRL dari Yogyakarta berburu barang antik ke Solo sungguh asyik. Refreshing dengan biaya murah. (Ono)
Artikel Naik KRL Yogya-Solo Berburu Barang Antik di Pasar Triwindu pertama kali tampil pada Wiradesa.co.