Ketertarikannya menggeluti ternak sudah ada sejak kecil. Bapaknya adalah peternak ayam dan entok. Interaksi yang intens dengan ter nak membuat Kiagus Abdul Syafei mencintai dunia peternakan. Maka tak heran jika selepas lulus SMA, Kiagus Abdul Syafei memutuskan melanjutkan kuliah di Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.
“Bayangan saya waktu itu adalah memiliki rumah makan bebek,” kenang Syafei, Rabu (19/2).
Kecintaannya di dunia ternak juga tercermin saat kuliah. Dari awal hingga akhir studi Syafei rajin membantu kakak angkatannya untuk menjual hewan kurban. Bahkan, selepas lulus Syafei berani mengambil pilihan berbeda dengan temannya yang kebanyakan bekerja di perusahaan. Ia lebih memilih jalan hidup untuk merintis usaha peternakan domba. “Waktu itu dengan bu Vita (seniornya di Fapet UGM) saya mendirikan Sinatria Farm dan sempat membuahkan hasil manis,” kata pria kelahiran Palembang, 17 November 1992 tersebut.
Meski demikian perjalanan membesarkan Sinatria Farm tidak mulus. Ada beberapa perbedaan pandangan dalam menjalankan usaha bersama tersebut sehingga ia memutuskan untuk keluar dari Sinatria Farm. Syafei kemudian mencoba penghidupan baru dengan berjualan pisang di sekitar jalan Kabupaten, Sleman.
Uniknya, para konsumen yang datang ke rukonya bukan membeli pisang, tetapi justru banyak berdiskusi tentang peternakan. Tidak sedikit pula yang memintanya untuk kembali beternak dan menawarkan diri sebagai investor. Namun, cerita masa lalu yang tidak begitu ‘manis’ dalam usaha bersama mengelola peternakan masih membekas.
“Itulah yang akhirnya mendorong saya membuat usaha peternakan sendiri dengan nama Kandang Budi Luhur meski dengan dana yang sangat terbatas di tahun 2020,” katanya.
Berbekal sewa kandang dengan 5 ekor ternak saat ini setidaknya sudah lebih dari 600 ekor ternak terjual, 100 ekor terjual di hari raya Iduladha dan lebih dari 1.000 orang dibina melalui kegiatan pelatihan, kelas, magang dan pemberdayaan.
Selama ini, Kandang Budi Luhur menawarkan banyak produk untuk masyarakat luas selain ternak yang menjadi produk utama. Kandang Budi Luhur juga menyediakan pakan hijauan, Silase pakan ternak, bibit rumput dan banyak menyediakan sarana produksi ternak seperti Chopper, Slat Lantai Kandang, tempat minum otomatis, obat-obatan ternak, dll.
Selain menjadi seorang peternak, Syafei juga mengambil peran menjadi seorang konsultan peternakan. Yang terbaru di tahun 2025 ini ia mendampingi Lapas Kelas 2A Kembang Kuning, Nusakambangan, membangun peternakan domba terintegrasi. Peternakan terintegrasi ini menghubungkan antara ternak di kandang, sawah di ladang dan perkebunan buah. Tujuannya untuk menyukseskan program prioritas pemerintah, memberdayakan narapidana hingga memiliki skill atau bekal ilmu beternak, bertani dan berkebun setelah selesai masa tahanan.
“Peran sebagai konsultan peternakan di sana untuk menyukseskan program Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menyongsong ketahanan pangan nasional. Program ini termasuk prioritas dari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” ungkap Syafei.
Kebahagian Syafei tidak sampai di situ. Tahun ini ia juga diterima menjadi CPNS di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov Kalimantan Utara. Hal ini adalah langkah baru baginya untuk mengabdi dan mengaplikasikan ilmu dan pengalaman serta mengembangkan bisnis peternakan di luar Jawa.” Jangan pernah berhenti belajar karena hidup tidak berhenti memberi pelajaran,” pesannya. (*)
Artikel Perjalanan Syafei, Dari Peternak dan Jualan Pisang Hingga Jadi Konsultan Peternakan pertama kali tampil pada Wiradesa.co.