KULONPROGO – Para pegiat desa di Sentolo membangun Wisata Watu Bulus Tebing Progo berbasis komunitas (community based tourism). Saat ini, ada empat kelompok anggota Komunitas Watu Bulus yang terlibat dalam pengembangan kawasan wisata di Padukuhan Siwalan, Kalurahan Sentolo, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Empat kelompok yang tergabung dalam komunitas Watu Bulus, yakni Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Watu Bulus, Kelompok Siti Mina Watu Bulus, Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Watu Bulus, dan Kelompok Wanita Tani Aster Alamanda Watu Bulus. Mereka menjalankan aktivitasnya di Kawasan Wisata Watu Bulus.
Pokdakan Watu Bulus memiliki anggota 25 orang dan semuanya bapak-bapak. Kelompok ini mengelola 8 kolam yang ditebari beberapa jenis ikan. Ada nila, lele, gurame, dan bawal. Anggota kelompok ini awalnya mendapatkan bibit ikan dan pendampingan dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sedangkan Kelompok Siti Mina beranggotakan 20 orang dan semuanya ibu-ibu. Mereka mengelola 15 bioflog untuk memelihara ikan lele. Pembuatan bioflok dan penyediaan bibit serta pakan untuk satu siklus pemeliharaan dianggarkan dari Dinas Perikanan Kulonprogo. Sekarang sudah berjalan sendiri dan mendapat laba bersih untuk satu bioflok sebesar Rp 420.000.
Kelompok Pengolahan dan Pemasaran beranggotakan 15 orang dan sebagian besar anak-anak muda, Hasil pengolahan makanan berbahan dasar ikan, antara lain naged, sosis, bakso, dan abon. Penjualannya melalui online. Pendapatan kotornya antara Rp 13 juta sampai Rp 15 juta per bulan.
Kelompok Wanita Tani Aster Alamanda beranggotakan 20 orang, semuanya ibu-ibu. Saat ini anggota kelompok menanam berbagai jenis sayuran ke dalam polybag. Sayuran yang ditanam, antara lain terong, cabe, tomat, dan kangkung. Hasil sayurannya selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga dijual.
Koordinator Komunitas Watu Bulus, Agus Kurniawan (Wawan) menegaskan pembangunan Wisata Watu Bulus Tebing Progo berbasis masyarakat atau komunitas. Awalnya pada 25 Februari 2018, masyarakat membersihkan tempat yang kotor dan terkenal angker di tepi Kali Progo untuk dijadikan destinasi wisata. Kerja bakti warga itu membuahkan hasil, tanah kas desa yang mengerikan itu sekarang menjadi bersih dan indah.
Selanjutnya, masyarakat terus bersama-sama membangun sarana dan prasarana pariwisata. Namun niat baik untuk kesejahteraan masyarakat itu, tidak mudah untuk direalisasikan. Berbagai kendala dan masalah terus menghadangnya, tetapi para pegiat Komunitas Watu Bulus terus melangkah untuk kerja, kerja, dan kerja siang malam.
Upaya menjadikan Taman Watu Bulus Tebing Progo sebagai destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, terus dilakukan. Meski belum banyak wisatawan yang berkunjung di tempat yang indah pemandangan alamnya, hamparan sungai Progo, burung-burung beterbangan mencari ikan, dan rerimbunan pepohonan di tepi kali, namun masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Watu Bulus tetap optimis. Suatu saat kerja keras masyarakat akan menuai hasilnya.
Anggota Komunitas Watu Bulus berharap berbagai pihak, yakni pemerintah, akademisi, pengusaha, dan media mendukung dan kerjasama untuk mewujudkan Wisata Watu Bulus Tebing Breksi menjadi destinasi wisata andalan di wilayah Kulonprogo.
Sekarang kerjasama yang bagus itu mulai nampak. Taman Watu Bulus Tebing Progo pada Rabu 30 Agustus 2023 dijadikan tempat Pentas Budaya dari berbagai kalurahan yang ada di Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Semoga ke depan kegiatan seni budaya dan lainnya terus diselenggarakan di Taman Watu Bulus. (Ono Jogja)
Artikel Taman Watu Bulus Tebing Progo Sentolo Destinasi Wisata Berbasis Komunitas pertama kali tampil pada Wiradesa.co.