KULONPROGO-Kuthuk atau anak ayam sudah bisa mulai dijual umur sebulan dari menetas. Anak ayam yang sudah kelihatan sehat, doyan makan dan pertumbuhan bagus bisa laku Rp 15-20 ribu.
Gunadi, pemelihara ayam kampung terbiasa menetaskan telur-telur dari empat pasang indukan ayam miliknya. Sekali menetaskan, untuk satu induk betina sekitar 10 butir telur. Waktu mengerami sampai menetas selama 21 hari. “Kalau sudah 25 hari belum menetas telur diambil. Segera diganti telur baru yang sudah diamati termasuk telur fertil yang bisa ditetaskan. Telur baru biasanya beli, bukan telur dari induknya,” kata Mbah Gun yang tinggal di Sentolo Kidul, Kulonprogo, Sabtu 31 Mei 2025.
Di kandang belakang rumah, terdapat sekitar 50 anakan ayam. Ada yang baru berumur satu minggu, satu bulan dan tiga bulan. Anak ayam dikasih pakan pabrikan fur BR, polar dan konsentrat. Setelah dipisah dari induk, anak ayam dikandangkan dengan dipasangi lampu listrik sebagai penghangat. Proses penerangan lampu listrik dikandang paling tidak 2 bulan.
“Jadi induk betina dua kali proses mengerami. Pertama mengerami telur ayam sendiri. Setelah menetas dan belum sempat turun mengasuh anak, dikasih telur ayam baru. Setelah selesai menetas semua induk ayam akan bertelur lagi setelah tiga bulan,” kata Mbah Gun.

Menghitung biaya pakan, satu kandang anak ayam usia dua tiga bulanan baru menghabiskan pakan senilai Rp 60 ribu. Satu kotak kandang isi 20 anakan. Apabila dibikin rata per anakan ayam dihargai Rp 15 ribu maka masih ada margin untung sekitar Rp 240 ribu.
“Kalau dikalkulasi menetaskan dan menjual anakan ayam masih ada margin untung. Untuk pemasaran juga mudah. Banyak yang butuh dan beli kuthuk ayam kampung buat dibesarkan. Di samping itu ternak ayam memang sudah menjadi hobi dari dulu,” terangnya. (Sukron)
Artikel Menetaskan Telur Ayam Kampung dan Menjual Kuthuk Datangkan Untung pertama kali tampil pada Wiradesa.co.