SLEMAN – Kepekaan, kekritisan, dan keberanian mengambil jalan keluar, para peserta Sekolah Jurnalisme Desa Angkatan ke-4 (#4) di Kabupaten Sleman, layak diacungi jempol. Dengan mindset seperti itu, mereka mencetuskan Deklarasi Tebing Breksi.
Deklarasi yang dirumuskan dan ditantangani bersama itu dibacakan di sisi Tebing Breksi, Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu 30 Juli 2023.
Koordinator peserta SJD #4, Masbeng HR memimpin pembacaan deklarasi dan 25 anak muda desa dari wilayah Sleman menirukannya. Tentu saja pernyataan sikap para aktivis desa ini menarik perhatian para wisatawan yang berkunjung ke Tebing Breksi.
Deklarasi Tebing Breksi
“Kami pemuda-pemudi desa di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap belajar, berkarya, dan berbagi karya jurnalistik tentang informasi potensi desa kepada masyarakat dunia.
Semoga informasi dan permasalahannya menjadi perhatian para pemangku kepentingan, baik aparat pemerintah, wakil rakyat, pengusaha, perajin, seniman, dan warga desa untuk berkontribusi bagi pembangunan pariwisata, usaha ekonomi, seni dan budaya desa.
Dengan penyampaian informasi tentang destinasi wisata desa, kuliner, produk kerajinan, dan seni budaya, bisa menginspirasi dan menarik minat masyarakat dunia untuk berkunjung ke desa-desa di wilayah Sleman”.
Sleman, 30 Juli 2023
Proses perumusan dan penandatanganan Deklarasi Tebing Breksi berlangsung di hari kedua SJD #4, Minggu 30 Juli 2023. Sebelumnya, Sabtu, mereka mendapat pembekalan tentang pengelolaan wisata desa berbasis masyarakat dan digital oleh Mr. Je (Mujimin) Ketua Pokdarwis Tlatar Seneng.
Para peserta SJD #4 juga mendapat bekal data dan motivasi dari Nanang Ruswianto (Konsultan Smart City dan E-Gov) tentang bagaimana membranding wisata desa dengan memanfaatkan perkembangan digital. “Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan keunikan destinasi wisata desa,” ujar Nanang.
Selanjutnya para peserta yang pada perkenalannya mengungkapkan potensi desanya, mendapat pembekalan cara pembuatan karya jurnalistik peduli desa. Karya jurnalistik untuk mempublikasikan potensi desa itu tidak hanya berupa teks (tulisan berita), tetapi juga foto, video, dan grafis.
Deklarator Deklarasi Tebing Breksi
Para deklarator, satu persatu menandatangani Deklarasi Tebing Breksi di Balkondes Sambirejo disaksikan Mr. Je (Ketua Pokdarwis Tlatar Seneng yang mengelola destinasi wisata Tebing Breksi), dan Sihono HT (Founder Wiradesa Group yang menggagas Sekolah Jurnalisme Desa).
Mereka yang menandatangani Deklarasi Tebing Breksi, antara lain Alfian Dwiyanto (Losari 1), Risda Fatikasari (Madurejo), Bambang Heriyanto (Sumberharjo), Putri Istiyani (Sambirejo), Ririn Ardiana (Condongcatur), Risang Panji (Bokoharjo), Anjasmoro Gazza (Madurejo), Bibit Lestari (Sambirejo).
Selanjutnya Sri Miyatun (Sambirejo), Apri Nugroho (Condongcatur), Tabah Wahyu (Bokoharjo), Wasana (Condongcatur), Sulasmono (Sumberharjo), Inggar Puspitasari (Sambirejo), dan Mei Ariyanto (Sumberharjo). Sedangkan peserta lainnya di lapangan mengumpulkan materi untuk pembuatan karya jurnalistik peduli desa.
Setelah mendata potensi desanya masing-masing dan mendapatkan pembekalan dari narasumber kompeten, para peserta SJD #4 menginginkan memiliki media sendiri yang akan dikelola secara profesional. Karena media mainstream tidak bisa menampung semua berita wisata desa, sedangkan websitedesa kurang dikelola dengan baik.
Makanya para peserta sepakat untuk bertemu kembali dan membicarakan tindak lanjut dari ide mendirikan media sendiri. Wiwid Wukirharjo menawarkan tempatnya Omah Tabon Wukirharjo, Prambanan, dipakai untuk pertemuan para alumni SJD #4. (*)