PROBOLINGGO – Kelompok Tani (Poktan) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berminat mengikuti Sekolah Jurnalisme Desa. Mereka ingin bisa membuat karya jurnalistik peduli desa dan memublikasikan karyanya melalui berbagai platform media.
“Kami tertarik dengan Sekolah Jurnalisme Desa. Saya berharap proses pendidikan dan pelatihan jurnalisme peduli desa itu bisa dilaksanakan di Probolinggo,” ujar Atiq Ali Rahbani, Ketua Poktan Red Hamdalah Probolinggo, Senin 27 November 2023.
Warga Dusun Galih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan ini sudah bertemu langsung dengan Pendiri Sekolah Jurnalisme Desa (SJD) dan berkomunikasi dengan Sekda Kabupaten Probolinggo. “Saya bertemu Pendiri SJD itu saat beliau menguji wartawan di Malang. 18-19 November 2023,” ungkap Atiq Ali Rahbani.
Saat mengungkapkan keinginannya agar SJD dilaksanakan di Probolinggo, pihak aparat Pemerintah Kabupaten Probolinggo menyambut baik dan meminta Ketua Poktan Red Hamdalah segera koordinasi dengan Pelaksana Tugas Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atau Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Probolinggo.
Sekda Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto meminta Ketua Poktan Red Hamdalah, Atiq Ali Rahbani segera koordinasi dengan Plt Kadis Kominfo atau Kadis PMD untuk pelaksanaan Sekolah Jurnalisme Desa di Probolinggo. “Segera saja koordinasi dengan Plt Kadis Kominfo atau Kadis PMD mumpung masih ada waktu. Biar persiapan ditata, apa masuk di giat DD atau giat OPD pengampu. Saya ikut mendorong teman-teman OPD,” jelas Ugas Irwanto.
Pelaksanaan SJD di Probolinggo dirancang atas kerjasama antara Pemkab Probolinggo, ketik.co.id, dan Sekolah Jurnalisme Desa. Pihak Pemkab Probolinggo memfasilitasi sarana dan prasarana diklat, ketik.co.id sebagai media partner, dan Tim SJD sebagai penyusun modul, pemateri atau narasumber.
Pendiri Sekolah Jurnalisme Desa, Sihono HT, menjelaskan pendirian SJD didasari atas hasil riset pada Oktober 2022. Riset yang mengambil responden pemuda desa dan aparat desa di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, menyimpulkan bahwa para pemuda desa ingin bisa membuat karya jurnalistik peduli desa, dan aparat desa (kades) memerlukan media yang memublikasikan potensi desanya.
Merespon hasil riset, Sihono HT, asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) mendirikan SJD. Proposisi nilai yang ditawarkan Belajar, Berkarya, dan Berbagi. Belajar membuat karya jurnalistik dengan obyek liputan potensi desa dan narasumber pelaku wisata desa, kepala desa inspiratif, pelaku ekonomi kreatif (UMKM), aktivis atau akademisi bidang perdesaan, dan wartawan profesional yang fokus ke desa.
Setelah belajar dengan alam perdesaan dan tokoh-tokoh kompeten, peserta SJD dibimbing untuk membuat karya jurnalistik peduli desa, baik berupa teks (berita), foto, video, maupun grafis. Kemudian hasilnya dipublikasikan atau diuplaod di berbagai platform media, bisa di media pers (portal berita, website perusahaan pers), atau media nonpers (media sosial, Twitter, Instagram, Tiktok, channel Youtube).
Para pemuda di Probolinggo, khususnya yang memutuskan untuk menjadi petani atau petani milenial, berharap SJD bisa dilaksanakan di Kabupaten Probolinggo. Syukur pesertanya mewakili 330 desa/kelurahan yang ada di Probolinggo. Agar efektif, pelaksanaannya bisa 12 angkatan, setiap angkatan sekitar 30 peserta atau diselenggarakan untuk satu tahun anggaran. (*)
Artikel Kelompok Tani di Probolinggo Berminat Ikuti Sekolah Jurnalisme Desa pertama kali tampil pada Wiradesa.co.