Perguruan tinggi diharapkan mampu berkomitmen dan membangun sinergi dengan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat melalui kolaborasi sosial membangun desa yang diarahkan pada wilayah-wilayah bencana, kemiskinan ekstrim, dan daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor. Hal itu mengemuka dalam International Conference of Community Engagement di ruang konferensi Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Selasa (10/12).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito mengatakan sudah saatnya perguruan tinggi ikut berperan dalam mewujudkan kegiatan pengabdian yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui berbagai bidang. “Kita mungkin kalah dalam hal riset dari negara-negara lain, tetapi tidak dalam pengabdian masyarakat kita tidak kalah,” katanya.
Menurut Arie, kegiatan pengabdian dapat terus berlanjut dan relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui kegiatan penerjunan mahasiswa KKN PPM maupun program pengabdian yang dilakukan oleh sivitas akademika di kampus.
Bagi Arie, konferensi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran perguruan tinggi dalam pengabdian masyarakat. Kolaborasi dengan pemerintah, yayasan, dan berbagai pihak lainnya menjadi fokus utama untuk menciptakan dampak yang nyata dan berkelanjutan. “Inisiatif-inisiatif yang dihasilkan dari konferensi ini dapat menjadi solusi nyata bagi tantangan lokal dan global,” katanya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada sekaligus reviewer nasional untuk program pengabdian masyarakat, Prof. Dr. med. vet. drh. R. Wisnu Nurcahyo, mengatakan kolaborasi lintas sektor adalah kunci sukses pengabdian masyarakat, terutama yang memiliki target jangka panjang. Menurutnya, pengabdian masyarakat harus mengedepankan tiga tolok ukur utama, yaitu delivery atau hasil riset tersampaikan kepada masyarakat. Lalu, acceptance dimana program tersebut diterima dan digunakan masyarakat, serta impact, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. “Program-program unggulan seperti kedaulatan pangan, energi, dan kesehatan harus terus menjadi prioritas,” ujar Wisnu.
Manajer Pilar Perkembangan Lingkungan, Dr. Rachman Kurniawan, menuturkan pengabdian masyarakat berkontribusi dalam mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Ia menekankan bahwa tantangan global seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati harus menjadi perhatian utama perguruan tinggi.
Rachman menjelaskan bahwa Indonesia memiliki capaian SDGs yang relatif baik dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Ia mendorong perguruan tinggi untuk mengintegrasikan SDGs ke dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi serta menjadikan institusi pendidikan sebagai fasilitator pembangunan berkelanjutan. (*)
Artikel Saatnya Kampus Ikut Turun Membangun Desa pertama kali tampil pada Wiradesa.co.